Pengaruh Peminuman Paracetamol

Paracetamol adalah salah satu jenis produk obat asetaminofen. Asetaminofen memiiki rumus struktur sebagai berikut :

Asetaminofen yang salah satu jenis produknya adalah Paracetamol sering digunakan oleh ahli kesehatan di Indonesia sebagai obat analgesik (pereda rasa nyeri) dan antipiretik (penurun demam karena rasa nyeri). Obat jenis ini lebih baik daripada anilin dan p-amino fenol dengan rumus struktur :

Karena efek toksisitas dari anilin dan p-amino fenol jauh lebih besar jika dibandingkan dengan asetaminofen. Hal ini karena gugus amin pada kedua senyawa itu menyebabkan teroksidasinya Fe2+ pada hemoglobin menjadi Fe3+ sehingga menjadi methemoglobin yang tidak aktif mengikat oksigen. Dengan demikian, sel darah merah kehilangan kemampuannya sebagai media transportasi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan yang membutuhkannya.
Asetaminofen secara toksikologi jauh lebih aman dibandingkan dengan anilin dan p-amino fenol karena gugus amin tergantikan oleh gugus asetil. Walaupun demikian, dalam dosis tinggi dan pemakaian jangka panjang, asetaminofen juga dapat memberikan beberapa efek toksik karena adanya gugus karbonil, yaitu :
1. Mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin dengan pembentukan H2O2 dengan reaksi sebagai berikut:

2Fe2+ + H2O2 + 2H+  2Fe3+ + 2H2O
2. Menimbulkan kerusakan hati
Karena pada jalur biotransformasi normal, yaitu konjugasi dengan glutation, dapat membentuk metabolit reaktif yang mampu mengikat jaringan hati secara tak terpulihkan.
Asetaminofen diberikan secara oral ke tubuh. Ada 3 gugus fungsi yang terdapat pada asetaminofen, yaitu OH, C=O, dan CH3. Berikut penjelasan mengenai fungsi gugus-gugus fungsi tersebut :
1. Adanya gugus OH tersubstitusi para pada asetaminofen menjadikan kelarutannya dalam air menjadi lebih tinggi. Hal ini diperlukan agar ketika obat ini ditelan maka obat ini akan segera larut dalam air sehingga mempercepat metabolismenya. Berbeda dengan fenasetin yang menggunakan gugus OC2H5 sehingga kurang larut dalam air. Adanya gugus OH ini di mana pasangan elektron bebas di atom O ikut terdelokalisasi pada senyawa aromatiknya menyebabkan asetaminofen bersifat asam lemah di mana jika senyawa ini berada pada lambung yang bersifat asam, akan terdapat dalam bentuk tidak terionisasi yang mudah larut dalam lemak sehingga mudah menembus membran lambung sehingga ketika mencapai lambung, langsung terserap ke pembuluh darah dan menuju ke pusat nyeri.
2. Gugus C=O merupakan inti dari obat asetaminofen ini. Gugus inilah yang secara aktif menghilangkan rasa nyeri melalui interaksi dipol-dipol. Seperti kita ketahui bersama bahwa nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, keram, atau bengkak. Rangsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini. Dengan pemberian obat asetaminofen ini, maka akan meredakan rasa nyeri karena menghambat polipeptida merangsang sistem saraf memberikan impuls nyeri dengan pembentukan ikatan dipol-dipol antara asetaminofen dengan polipeptida :

Gugus karbonilah pada asetaminofen yang menjalankan fungsi analgesik. Hal ini terbukti jika gugus karbonil ini diganti dengan gugus metilen (-CH2-), aktivitas analgesiknya akan hilang.
3. Penggunaan gugus CH3 sebagai gugus yang terikat dengan karbonil ialah untuk melindungi gugus karbonil yang mudah dimetabolisis dari serangan metabolik. Hal ini akan memperpanjang masa kerja obat sekaligus mengurangi efek pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) yang menjadi faktor utama pembentukan methemoglobin dari hemoglobin melalui reaksi redoks.


Daftar Pustaka :
Schumm, D. E., 1993, Intisari Biokimia, Binarupa Aksara, Jakarta.

Siswandono, dan Soekardjo, B, 1995, Kimia Medisinal, Airlangga University press, Surabaya.

Tim Dosen Biokimia, 2009, Bahan Ajar Biokimia Lanjutan, Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universita Hasanuddin, Makassar.
http://www.farmasiku.com

0 Response to "Pengaruh Peminuman Paracetamol"

Posting Komentar

Powered by Blogger