SINERGITAS ANTARA KOBALT (Co) DAN BORON (B)
Kobalt adalah unsur kimia yang berkilauan dengan warna metalik keabu-abuan. Unsur kimia kobalt merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kobaltlah yang bertanggung jawab pada warna gelas atau kaca komersil yakni berupa warna kebiruan.
Berbeda dengan kobalt yang rapuh, boron selalu membentuk senyawa yang keras. Unsur Boron sendiri tidak terdapat di alam secara bebas. Oleh karena itu, sangat sedikit pengetahuan yang kita ketahui tentang boron. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen.
Berikut 3 contoh mengenai sinergitas antara Cobalt dan Boron:
1. Metabolisme vitamin dan mineral khususnya Kalsium. Berdasarkan penelitian, Boron memiliki efek biokimia tertentu bagi darah dalam hubungannya dengan metabolisme energi dan mineral. Secara spesifik, boron diduga memiliki peran yang penting bagi pemanfaatan energi dan perkembangan serta pemeliharaan tulang. Hal ini dikaitkan pada fungsi Boron yang dapat merangsang kerja hormon estrogen atau hormon testosteron. Boron diduga memiliki hubungan kuat dengan metabolisme vitamin D. Salah satu penelitian telah membuktikan bahwa hewan percobaan yang diberi ransum tanpa boron, mengalami kehilangan kalsium total yang tinggi, serta gangguan glukosa, lemak, insulin, dan penurunan perkembangan tulang. Jikalau Boron bertanggung jawab pada metabolisme vitamin dan mineral secara hormonal, maka Kobalt bertanggung jawab pada metabolisme vitamin dan mineral melalui rangsangan pembentukan sel darah merah di mana sel darah merah mengangkut vitamin dan mineral melalui sistem peredaran darah.
2. Pembuatan kaca berwarna komersil. Sudah ada industri walaupun sedikit saat ini yang memadukan Boron dan Kobalt sebagai zat warna pada pembuatan kaca dan serat gelas. Boron memiliki karakteristik warna hijau sedangkan Kobalt memiliki karakteristik berwarna kebiruan.
3. Pembuatan bola energi. Penelitian terkini saat ini berlandaskan pemikiran bahwa senyawa Boron sangat mudah mengalami reaksi pelepasan gas hidrogen sedangkan Kobalt rapuh pada aliansinya, unsur Kobalt dan serbuk boron digabung dalam bentuk aliansi sehingga dihasilkan suatu bola energi. Bola energi mudah memisah akibat rapuhnya Kobalt. Ketika memisah, Boron dengan segera melepaskan gas hidrogen disertai dengan dikeluarkannya sejumlah besar energi.
Berbeda dengan kobalt yang rapuh, boron selalu membentuk senyawa yang keras. Unsur Boron sendiri tidak terdapat di alam secara bebas. Oleh karena itu, sangat sedikit pengetahuan yang kita ketahui tentang boron. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen.
Berikut 3 contoh mengenai sinergitas antara Cobalt dan Boron:
1. Metabolisme vitamin dan mineral khususnya Kalsium. Berdasarkan penelitian, Boron memiliki efek biokimia tertentu bagi darah dalam hubungannya dengan metabolisme energi dan mineral. Secara spesifik, boron diduga memiliki peran yang penting bagi pemanfaatan energi dan perkembangan serta pemeliharaan tulang. Hal ini dikaitkan pada fungsi Boron yang dapat merangsang kerja hormon estrogen atau hormon testosteron. Boron diduga memiliki hubungan kuat dengan metabolisme vitamin D. Salah satu penelitian telah membuktikan bahwa hewan percobaan yang diberi ransum tanpa boron, mengalami kehilangan kalsium total yang tinggi, serta gangguan glukosa, lemak, insulin, dan penurunan perkembangan tulang. Jikalau Boron bertanggung jawab pada metabolisme vitamin dan mineral secara hormonal, maka Kobalt bertanggung jawab pada metabolisme vitamin dan mineral melalui rangsangan pembentukan sel darah merah di mana sel darah merah mengangkut vitamin dan mineral melalui sistem peredaran darah.
2. Pembuatan kaca berwarna komersil. Sudah ada industri walaupun sedikit saat ini yang memadukan Boron dan Kobalt sebagai zat warna pada pembuatan kaca dan serat gelas. Boron memiliki karakteristik warna hijau sedangkan Kobalt memiliki karakteristik berwarna kebiruan.
3. Pembuatan bola energi. Penelitian terkini saat ini berlandaskan pemikiran bahwa senyawa Boron sangat mudah mengalami reaksi pelepasan gas hidrogen sedangkan Kobalt rapuh pada aliansinya, unsur Kobalt dan serbuk boron digabung dalam bentuk aliansi sehingga dihasilkan suatu bola energi. Bola energi mudah memisah akibat rapuhnya Kobalt. Ketika memisah, Boron dengan segera melepaskan gas hidrogen disertai dengan dikeluarkannya sejumlah besar energi.